Oleh : Hasana Annas, Tugas KSHP
Pendahuluan.
Meta analisis pertama kali diperkenalkan
oleh Karl Pearson pada tahun 1904 untuk kajian di bidang kesehatan/pengobatan.
Penelitian meta analisis tidak
bersifat subyektif apabila dibandingkan dengan metode tinjauan lainnya. Penggunaan
meta analisis memiliki salah satu keuntungan, yaitu ditemukannya studi
baru dari berbagai hasil perbandingan penelitian. Selain itu, Salah satu syarat
yang diperlukan dalam melakukan meta analisis adalah pengkajian terhadap
hasil-hasil penelitian yang sejenis.
Untuk mengenal lebih lanjut
tentang meta analisis, mari simak uraian selanjutnya pada blog ini. Pada
pembahasan selanjutnya akan dijelaskan mengenai definisi meta analisis dari
beberapa ahli, lalu tujuan dari meta analisis tersebut, kemudian terdapat
penjelasan mengenai beberapa jenis meta analisis itu sendiri, dan terakhir
terdapat metode penelitian dari meta analisis.
Definisi Meta Analisis
Berikut argumen para
ahli tersebut mengenai meta analisis :
- Glass, 1981
Meta
Analisis merupakan analisis kuantitatif dan menggunakan sejumlah data yang
cukup banyak serta menerapkan metode statistik dengan mempraktekannya dalam
mengorganisasikan sejumlah informasi yang berasal dari sampel besar yang
fungsinya untuk melengkapi maksud-maksud lainnya.
- Sugiyanto, 2004
Meta-analisis merupakan studi dengan cara menganalisis
data yang berasal dari studi primer. Hasil analisis studi primer dipakai
sebagai dasar untuk menerima atau mendukung
hipotesis, menolak/menggugurkan hipotesis yang diajukan oleh beberapa
peneliti.
- Sutjipto, 1995
Meta-analisis adalah salah satu upaya untuk merangkum
berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata
lain, meta-analisis sebagai suatu teknik ditujukan untuk
menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang diolah secara statistik
berdasarkan pengumpulan data primer.
- Soekanto, 1988
Sifat meta analisis antara lain
kuantitatif, dan memakai analisis statistik untuk memperoleh seri informasi
yang berasal dari sejumlah data dari penelitian-penelitian sebelumnya.
- Borg, 1983
meta analisis merupakan teknik pengembangan paling
baru untuk menolong peneliti menemukan kekonsistenan atau ketidakkonsistenan
dalam pengkajian hasil silang dari hasil penelitian.
Berdasarkan definisi menurut para ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian meta analisis adalah sebuah teknik statistik
untuk menggabungkan, meringkas, dan meninjau penelitian kuantitatif sebelumnya.
Lebih tepatnya, meta analisis yaitu teknik statistika untuk menggabungkan 2
hasil atau lebih dari penelitian sejenis sehingga diperoleh paduan data secara
kuantitatif.
Tujuan Meta Analisis
Tujuan
penelitian meta analisis, yaitu sebagai berikut :
1.
Untuk memperoleh estimasi kekuatan
hubungan ataupun besarnya perbedaan antar variabel
(effect
size).
2. Melakukan
inferensi dari data dalam sampel ke populasi, baik dengan uji hipotesis (nilai
p)
maupun estimasi (interval
kepercayaan
3. Melakukan
kontrol terhadap variabel yang potensial bersifat sebagai perancu (confounding)
agar tidak mengganggu kemaknaan statistik dari hubungan atau perbedaan.
Jenis-Jenis
Penelitian Meta Analisis
Terdapat beberapa jenis penelitian meta analisis,
diantaranya yaitu :
1. Analysis
of Moderator Effects
Berikut ini adalah Metode umum dalam
Detecting/Assessing Moderator Effects :
- Graphing – OLS regression
- Q Stastistics (chi-square test) – WLS regression
- Variance analysis – Partition test
- Outlier test
2. Mediator
Assessment Methods
Merupakan teknik yang penting dalam metode
meta-analysis yang berfungsi untuk meng-address hubungan struktural,
menganalisa apakah korelasi matriks dari populasi umum mendasari sebuah
himpunan dari hasil empiris yang didapatkan. Ada dua alternatif pendekatan
untuk mempelajari mediator effect, yaitu:
- Mengkombinasi dan menganalisa korelasi pengembangan meta-analysis
- Studi koefisien secara langsung dari kepentingan sebagai effect size.
3. Meta-analisis Kumulatif
Salah satu bentuk meta-analisis yang relatif baru adalah apa yang disebut
meta-analisis kumulatif. Pada teknik ini hasil meta-analisis tidak dinyatakan
dalam simpulan akhir, namun dibiarkan `terbuka', menunggu evidence lain dari
penelitian serupa yang memenuhi kriteria. Data baru tersebut dimasukkan ke
dalam metaanalisis, dan dihitung rasio odds-nya; demikian seterusnya setiap
kali ada publikasi terbaru dan memenuhi kriteria pemilihan, data yang tersedia
dimasukkan ke dalam meta-analisis. Teknik ini biasanya dipergunakan untuk studi
meta-analisis terhadap suatu topik yang tidak banyak dilaporkan dalam
literatur.
Sementara itu, penelitian
meta-analisis yang mencakup obyek penelitian dengan masalah kajian yang sejenis
terbagi atas tujuh jenis penelitian, yang terdiri atas:
- Penelitian Eksperimental. Hasil dari penelitian jenis ini cenderung mengarah pada menerima atau menolak interpretasi secara jelas.
- Penelitian Korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variabel yang satu atau lebih ada hubungan dari beberapa tipe.
- Penelitian Penyebab-Perbandingan Tipe lain dari penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan penyebab atau konsekuensi dari perbedaan antara kelompok-kelompok orang, ini disebut kembali pencarian kausal-komparatif.
- Penelitian Survei Tipe lain dari menentukan data penelitian untuk memperoleh karakteristik yang spesifik sebuah kelompok. Ini disebut survei pencarian ulang.
- Penelitian Etnografi Penekanan dalam jenis penelitian adalah mendokumentasikan atau menggambarkan pengalaman sehari-hari individu dengan mengamati dan wawancara mereka dan orang lain yang relevan.
- Penelitian Sejarah. Dalam hal ini jenis penelitian, beberapa aspek masa lalu dipelajari, baik oleh meneliti dokumen periode atau oleh individu wawancara yang hidup selama ini.
- Penelitian Tindakan. Cara melakukan penelitian ini yang pertama adalah bahwa generalisasi untuk orang lain, pengaturan, atau situasi adalah minimal penting. Mencari generalisasi yang kuat, penelitian tindakan (sering guru atau profesional pendidikan lainnya, lebih baik daripada peneliti profesional) fokus pada mendapatkan informasi yang akan mampu untuk merubah kondisi mereka dalam situasi tertentu yang mereka secara pribadi terlibat.
Metode Meta Analisis
Penelitian meta analisis ini merupakan
penelitian yang menggunakan data sekunder berupa data-data dari hasil
penelitian sebelumnya Dengan demikian penelitian ini dapat disebut
sebagai penelitian yang bersifat ex post facto yang berbentuk survey dan
analisis kepustakaan terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
melaksanakan suatu meta analisis:
- Glass (1981) = fokus pada deteksi dari moderator variabel.
- Hedges dan Olkin (1985) = memakai teknik weighted least squares
- Rosenthal dan Rubin (1991) = sama seperti Hedges-Olkin, bedanya hanya pada test signifikansi untuk mengkombinasikan effect size
- Hunter dan Schmidt (1990) = bedanya dengan yang lain adalah metode iniberusaha mengkoreksi error potensial sebelum meta-analysis mengintegrasikan effect study antar studi.
Teknik Hunter dan Schmidt lebih sering
digunakan karena teknik ini dianggap oleh para peneliti sebagai teknik
yang paling lengkap, karena selain dapat dipergunakan untuk mengkaji
effect size, teknik Hunter Schimidt dapat juga dipergunakan untuk mengkoreksi
kesalahan sebagai akibat error of measurement, maupun man made error (artifact)
yang lain. Dalam upaya melakukan sintesa dari beberapa penelitian, terlebih
dahulu dilakukan koreksi terhadap artefak atau ketidaksempurnaan penelitian
(Sugiyanto,2004).
Hunter & Schmidt (1990) menyebutkan sedikitnya ada
11 artefak yaitu:
- Kesalahan pengambilan sampel
- Kesalahan pengukuran pada variabel dependen
- Kesalahan pengukuran pada variabel independent
- Dikotomi variabel dependen
- Dikotomi variabel independent
- Variasi rentangan dalam variabel independent
- Artefak atrisi
- Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel dependen
- Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel independen
- Kesalahan pelaporan atau transkripsi
- Varians yang disebabkan oleh faktor luar.
Hunter, J.E., & Schmidt, F.L.(1990 )mengemukakan
langkah-langkah/metode analisis korelasi meta-analisis dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
- Transformasi harga F ke dalam t, d, dan r
- Bare Bone Meta Analysis: Koreksi Kesalahan sampel
- Menghitung mean korelasi populasi
- Menghitung varians rxy
- Menghitung varians kesalahan pengambilan sampel
- Dampak pengambilan sampel
Kesimpulan
Berdasarkan definisi menurut para ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian meta analisis adalah sebuah teknik statistik
untuk menggabungkan, meringkas, dan meninjau penelitian kuantitatif sebelumnya.
Lebih tepatnya, meta analisis yaitu teknik statistika untuk menggabungkan 2
hasil atau lebih dari penelitian sejenis sehingga diperoleh paduan data secara
kuantitatif.
Penelitian meta
anaalisis memiliki 3 tujuan yang berpusat pada effect size, interval
kepercayaan dan confounding. Jenis-jenis penelitian meta analisis diantaranya
Analysis of Moderator Effect, Mediator of Assesment Methods, dan Meta Analisis
Kumulatif. Selain itu, penelitian meta-analisis yang mencakup obyek
penelitian dengan masalah kajian yang sejenis terbagi atas tujuh jenis
penelitian, yaitu :
1. Penelitian Eksperimental,
2. Penelitian Korelasional,
3. Penelitian Penyebab Perbandingan,
4. Penelitian Survei
5. Penelitian Etnografi
6. Penelitian Sejarah
7. Penelitian Tindakan
Penelitian
yang bersifat ex post facto ini memiliki beberapa metode dalam pelaksanaannya.
Terdapat cara-cara yang diuraikan oleh para ahli, ada juga 11 artefak menurut Hunter
& Schmidt (1990) beserta langkah-langkah (metode) untuk analisis korelasi
dalam meta analisis.Sumber :
- Angga, Ferry. 2013. Penelitian Meta Analisis. (Online). (http://fni-statistics.blogspot.com, diakses pada 06 April 2015).
- Hamdani. 2010. Meta Analisis. (Online). (https://cobaberbagi.wordpress.com, diakses pada 06 April 2015).
- Prasetya, Eka. 2013. Meta-Analisis. (Online). (http://prasgendis.blogspot.com, diakses pada 06 April 2015).
- Sityamurti, Ayu. 2013. Langkah-langkah Meta Analisis. (Online). (http://penarupawarna.blogspot.com, diakses pada 06 April 2015).
- Widya, Rauf. 2013. Jenis-jenis Meta Analisis. (Online). (http://raufwidya.blogspot.com, diakses pada 06 April 2015).
- Wilkinson, L, and APA Task Force on Statistical Inference. 1999. Effect Size. (Online). (http://en.wikipedia.org/wiki/Effect size, diakses pada 06 April 2015).
Seperti kumpulan kutipan. Tdk adA kesimpulan.
ReplyDeleteMaaf sebelumnya prof, awalnya saya memang sudah membuat pendahuluan hingga kesimpulan tetapi dihalaman berbeda pada microsoft word dan ketika hendak upload materi ke blog saya lupa menambahkan kesimpulannya prof. :"( :"(
DeleteTerima kasih juga sudah diingatkan prof :)